KANGGALA

KANGGALA adalah kepanjangan dari Pramuka Penggalang Al-Islam. Sebenarnya KANGGALA sudah ada sejak tahun 1998, namun nama KANGGALA mulai mucul ke permukaan pada tahun 2003. KANGGALA terbentuk diprakarsai oleh Ka'Kholik pembina Pramuka tahun 2003 (sekarang kepala madrasah / kamabigus), Ka' Rokhim dan Ka' Mahmudi yang pada waktu itu masih menjabat pratama (pemimpin regu utama). KANGGALA bernaung dibawah Gerakan Pramuka Gugus Depan 12093-12094 MTs.Al-Islam Bantur Kab.Malang Jawa Timur. Warna khas dari KANGGALA adalah merah kuning, yang menjadi trade mark saat berlaga di even apapun. KANGGALA mempunyai dua regu andalan yaitu Regu Naga Satya untuk Putra dan Regu Cempaka Dharma untuk Putri.

SELAMAT DATANG DI BLOG PRAMUKA PENGGALANG AL-ISLAM

Jumat, 01 Juli 2016

IMPIAN MENUJU MINIATUR SURGA, KARIMUNJAWA

Beberapa tahun yang lalu, saat ada yang menyebut kata “Karimun” saya langsung teringat dengan mobil unik berukuran mini produksi perusahan otomotif ternama Suzuki. Namun pandangan saya berubah drastic ketika saya mengetahui jika nama “Karimun” diadopsi dari nama salah satu kepulauan yang ada di Laut Jawa, Karimunjawa. Saya mencoba mencari tahu tentang Karimunjawa, baik dari media cetak dan elektronik. Setelah mengorek informasi yang mendalam, pada akhirnya saya dapat mengetahui bahwa Karimunjawa adalah destinasi wisata yang sekarang sudah berkembang menjadi taman laut dengan pesona keindahan layaknya miniature surga. Tujuan wisata yang banyak digemari oleh pengunjung lokan maupun dari mancanegara. Dan miniatur surga tersebut terdapat di Laut Jawa, tepatnya di Kabupaten Jepara. Wah, ternyata selain terkenal dengan kerajinan ukiran kayu, Jepara mempunyai satu kebanggaan lain bernama Karimunjawa.

Impian dan harapan untuk meretas jalan menuju Karimunjawa pun mulai tertancap dalam batin. Entah dalam waktu dekat atau dalam waktu lama, saya harus berusaha menginjakkan kaki di Karimunjawa. Tidak ingin hanya sebatas angan, saya pun mulai mempelajari detail tentang Karimunjawa. Yah walaupun hanya melalui jaringan internet. Saya sering mengakses /http://karimunjawa-islands.com/ untuk mencari informasi lengkap tentang Karimunjawa. Sehingga saya sedikit paham tentang akomodasi, transportasi, paket wisata, biro perjalanan bahkan tempat-tempat yang ada di Karimunjawa. Belakangan ini, semakin banyak biro perjalanan yang menawarkan paket wisata menuju Karimunjawa. Salah satu dari menjamurnya biro perjalanan yang patut untuk dicoba adalah Paradiso Tour yang dapat diakses pada https://paradisotour.co.id/. Kenapa harus Paradiso Tour? Hal ini dikarenakan banyak kelebihan yang ditawarkan. Kelebihan tersebut diantaranya, menyediakan paket wisata yang lengka[, harga paket liburan yang murah, pelanggan bisa sekaligus memesan tiket tiket pesawat dan kereta, banyak tersedia bus pariwisata. Semua hal diatas sudah terbukti dengan semakin meningkatnya pelanggap Paradiso Tour. Makanya, untuk informasi lebih lengkap mengenai Paradiso Tour bisa diakses pada https://paradisotour.co.id/.

Melihat penampakan gambar yang tersaji di dunia maya, semakin membuat kaki ini gatal, seakan semakin memberikan ajakan agar aku segera kesana. Banyak yang ingin saya lakukan disana. Pertama saya ingin mengunjungi semua destinasi wisata yang ada di Karimunjawa, mulai dari Pulau Menjangan Kecil, yang katanya menjadi tempat favorit para traveler yang gemar snorkeling dan menyelam karena terdapat hamparan air jenih berwarna biru kehijauan yang tidak terlalu dalam, dibawahnya dipenuhi dengan keindahan terumbu karang dan berbagai ikan hias berwarna-warni yang sangat cantik. Pulau Menjangan Besar, yang terkenal untuk menguji nyali karena terdapat penangkaran ikan hiu. Pulau Cemara Besar yang terkenal karena keindahan pohon cemaranya dan keindahan ikan hias serta terumbu karangnya. Pantai Tanjung Selam yang terkenal dengan pohon kelapa miringnya. Pulau Cilik dan Pulau Tengah yang katanya kita bisa melihat lumba-lumba yang berenang di sekitar kita. Nyamplungan yang juga terkenal dengan biota lautnya. Dan tempat terakhir yang akan saya singgahi adalah Pulau Geleang. Pulau terbesar yang ada di Karimunjawa, menurut informasi disana kita bisa bermain pasir, bermain sepak bola juga olahraga lain dengan nyaman.

Kedua, saya akan membawa dua kamera guna dokumentasi gambar Karimunjawa. Bagaimana tidak, perjalanan menuju Karimunjawa merupakan momen langka yang bisa jadi hanya seumur hidup sekali. Sungguh di sayangkan jika momen-momen berksesan tersebut terlewatkan dari lensa kamera. Selain berguna untuk kenangan di masa yang akan datang, gambar yang saya ambil juga bisa saya gunakan untuk ikut berpartisipasi mempromosikan wisata Karimunjawa yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya. Secara tidak langsung hal ini merupakan langkah nyata untuk semakin memajukan dunia pariwisata Karimunjawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Lebih-lebih gambar yang saya ambil bisa saya share dengan teman-teman yang menjadi TKI, TKW dan menempuh pendidikan di luar negeri, seperti di Hongkong, Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia dan lain sebagainya. Setidaknya teman-teman tersebut bisa menceritakan kepada majikannya, rekan kerjanya maupun teman belajarnya. Harapannya tentu agar Karimunjawa dan Indonesia semakin dikenal luas di dunia Internasional.

Ketiga, saya akan menulis kisah perjalanan saya dalam bentuk cerita perjalanan dan puisi. Hal ini bisa menjadi liburan yang produktif untuk saya. Selain refreshing saya juga bisa menghasilkan karya. Harapannya karya saya tersebut bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang mendukung profesi saya sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia juga sebagai bahan rujukan dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Kabupaten Malang yang kebetulan saya menjabat sebagai sekretaris dalam organisasi tersebut. Dengan membuat cerita perjalanan dan puisi, saya yakin sedikit atau banyak pembaca karya saya tersebut akan mulai bertanya-tanya dan mencari tahu tentang Karimunjawa.

Dalam perjalanan yang akan terasa menyenangkan ini saya akan mengajak orang yang istimewa dalam hidup ini. Jika mengajak Ibu, sebagai orang nomor satu dalam hidupku jelas tidak mungkin. Selain karena faktor usia, juga faktor penyakit yakni mabuk perjalanan. Walaupun tidak saya ajak, namun doa dan restu Ibu akan menjadi bekal utama saya. Sebagai ganti Ibu, saya akan mengajak sahabat saya. Selama ini sahabat lah yang menemani saat suka dan duka. Jadi alangkah bijaksananya saat saya berbahagia, maka saya berbagi kebahagiaan tersebut dengan mengajaknya berlibur ke Karimunjawa.

Saya yakin, perjalanan penjang menuju Karimunjawa akan sangat menyenangkan. Semuanya akan terasa sia-sia jika saya pulang dengan tangan hampa. Seperti yang saya sebutkan diatas, saya akan membawa pulang foto-foto kenangaan, cerita perjalanan dan puisi yang bercerita tentang pengalaman mengesankan di Karimunjawa. Selain itu saya akan membelikan oleh-oleh untuk orang-orang terdekat dan juga untuk lembaga tempat saya bekerja. Tidak harus yang mahal, namun saya akan mencari oleh-oleh yang tidak ada atau belum ada di daerah saya, Kabupaten Malang. Selain sebagai ungkapan rasa sayang, setidaknya oleh-oleh tersebut sebagai tanda berbagi kebahagiaan setelah saya pulang dari Karimunjawa.


Semoga miniatur surga bernama Karimunjawa bukan hanya impian semata, namun merupakan kenyataan indah yang dapat saya gapai dengan segera. Amin.



Sumber Gambar:
karimunjawa-islands.com
www.bromotravelindo.com
tekooo.com
rachmatprasetyo.wordpress.com

Rabu, 15 Juni 2016

PARA PENCARI TUHAN, PELAJARAN PENTING TENTANG KEHIDUPAN

Dari judulnya saja kita sudah tidak asing dengan serial ini. Serial yang banyak memberikan pengajaran kepada kita terutama ummat muslim tentang kehidupan sehari-hari. Serial ini juga sangat laris di masyarakat, tidak hanya di bulan Ramadhan namun diluar bulan Ramadhan pun penayangannya masih menita perhatian.
Dalam serial ini ada beberapa tokoh sentral, yakni tokoh penjaga mushola, Bang Jack. Tokoh ini dianggap sebagai salah satu magnet yang mampu menarik perhatian pecinta setia PPT. Tokoh ini diperankan oleh aktor yang juga merangkap produser Deddy Mizwar. Dia mengatakan bahwa karakter Bang Jack memang yang paling unik di sini. Dia spontan, terbuka dan blak-blakan, cenderung lugu dalam menghadapi cobaan. Tapi kalau ada yang keliru dan salah, dia akan menegur dengan keras. Tokoh Bang Jack ini selalu memiliki kisah baru pada setiap musim sinetron ramadhan ini diputar. Bang Jack selalu hadir di sembilan seri ‘Para Pencari Tuhan’. Karakter ini sangat identik dengan kopiah dan sarung dilehernya. Ia juga kerap memberikan petuah-petuah bijak yang ringan dan sederhana.
Pada jilid satu serial ini, yang saya ingat kalau biasanya kita bisa dibikin haru dengan kehidupan keluarga Asrul yang mati enggan hidup tak mampu, atau keharuan bercampur gregetan ketika mendapati Pak Ustadz tergerogoti harga dirinya karena berbagai persoalan karena sifat riya'nya yang sesekali muncul itu, atau karena persoalan ketiga 'anak angkat' Bang Jack (Juki, Chelsea, Barong). Selain itu yang menjadi perhatian adalah penguras air mata adalah resolusi dari konflik-konflik yang menjadi kerangka atas lurusnya cerita selama ini.
Selama ini yang menjadi garis merah adalah 'upaya-upaya normalisasi kehidupan' tokoh-tokohnya, terutama si trio Bajaj. Juki ingin pulang tapi tidak diterima. Chelsea ingin balik ke istrinya tapi si istri belum mau memaafkan. Barong ingin kembali ke abangnya, tapi abangnya belum mau bertobat. Oh ya, jangan lupa, Azam ingin baikan sama Aya tapi caranya terlalu melankolis sehingga berulang kali bikin si Aya nangis. Terkait upaya normalisasi tersebut, kalau menggunakan jargon seni novel, 'sinetron ini adalah sebuah pencarian atas normalisasi hubungan'.
Oke, kembali lagi. Episode terakhir Para Pencari Tuhan benar-benar menyelesaikan permasalahan selama ini, yaitu 'normalisasi'. Ijinkan saya berlagak jadi penafsir sebentar: Kenormalan dalam konteks Para Pencari Tuhan adalah kesalingpengertian semua pihak; Marni mengerti Chelsea yang telah khilaf dalam hidup, Juki dimengerti oleh emaknya (yang sebenarnya bukan emak biologisnya), Abang Barong mengerti bahwa Barong ingin dia berubah dan tak mau lagi hidup sebagai kriminal, Aya mau memaafkan Azzam atas kesalahan antiknya di masa lalu (yaitu mengatai Aya 'goblok'). Dan kerukunan, seperti banyak disampaikan para ulama, adalah sesuatu yang sangat dicintai Tuhan. Maka, wajar saja kalau judulnya PARA PENCARI TUHAN, karena orang-orang di sini ini semua MENCARI RIDHA ALLAH. Gitu kira-kira. Dan 'Tuhan' ditemukan secara bersama-sama dalam episode terakhir pada jilid satu ini.
Berlanjut pada JILID DUA. Masih dengan banyak adegan mengandung nilai-nilai normatif yang disampaikan dengan suguhan sederhana dan membumi. Walaupun teknisnya tak sesederhana keliatannya, tapi memiliki kandungan filosofi kehidupan positif yang mendalam. Seperti ketika Ustad Ferry (Akri Patrio) masih kepingin ikut shooting film untuk ‘peran-peran kecil’ dengan alasan supaya tidak mengganggu tugas utamanya sebagai Ustad, saat itu istri Ustad Ferry kasih pendapat kepada suaminya, Ustad Ferry. “Pa, memang shooting untuk peran-peran kecil tidak mengganggu waktu Papa untuk melayani umat. Tapi Mama takut, Papa jadi terbiasa melakukan hal-hal kecil ketimbang memikirkan hal-hal besar”, kata sang istri. Atau ketika hansip Udin marah-marah ketika Pak Jalal, orang kaya dermawan yang diperankan oleh Jarwo Kwat, karena tidak mengajaknya pergi berangkat haji bersama Pak Jalal. Setelah dinasehati oleh Ustad Ferry dan Asrul (orang paling miskin di kampung). Di akhir percakapan Asrul bilang sesuatu yang luar biasa ke Hansip Udin. “Kita bukan ahli duniawi, harta kita tidak punya maka kita bicara dengan yang kita punya…. Allah sang penguasa langit dan bumi”. Dan banyak lagi kata-kata atau kalimat-kalimat yang punya arti mendalam di jilid dua ini.
Dalam episode terakhir sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 2. Ketika itu di Musholla At-Taufiq, Bang Jack (Deddy Mizwar), Juki (Isa Bajaj) dan Barong (Aden Bajaj) didatangi Pak Jalal dan mengajak meeting di Musholla. Kurang lebih gambaran adegan dan dialognya seperti berikut. Di awal meeting Pak Jalal bilang, “Bang Jack… kepengen ga’ sholat berjama’ah dengan banyak orang dalam satu mesjid?”. ”Ya, Pak Jalal. Tapi Musholla ini kecil mana mungkin, dan saya emang ngabayangin pengen bisa solat berjama’ah bareng ribuan orang”, kata Bang Jack. ”Tanggung amat, Bang Jack!”, samber Pak Jalal. “Bareng Jutaan orang, gitu! Emang Bang Jack kaga’ pengen sholat berjama’ah bareng saya dan jutaan umat muslim dari berbagai belahan dunia di Mekkah?”. ”Maksud Pak Jalal kite sholat berjama’ah di Mekkah? Pergi haji, git.  Kepengen bangat Pak Jalal, tapi tabungan saya masih jauh banget dan itu juga udah dipakek buat biaya kelahiran istrinya si Asrul. Dan sekarang baru mulai dari nol lagi.” Bang Jack masih bingung dengan perkataan Pa’ Jalal. ”Bang Jack kaga usah pusing mikirin biaya, semua saya yang tanggung. Bang Jack cuma siapin badan ame koper aja. Gimana kaga enak!?” kata Pak Jalal dengan tawa khasnya yang terkesan sinis sementara air mata Bang Jack mulai meleleh dari kedua sudut matanya.
Cerita seperti ini banyak terjadi dan pasti akan dan pernah terjadi pada setiap manusia dalam dunia nyata dan dalam analogi yang berbeda-beda tentunya. Ketika kita melakukan sesuatu untuk kebaikan apalagi dampaknya sangat besar bagi kebaikan orang lain, maka Allah akan memberi balasan dengan kebaikan yang sangat jauh lebih besar. Walaupun kita tidak pernah tau kapan, dimana, dan melalui siapa akan disampaikan kepada kita.
Pada JILID TIGA, serial Para Pencari Tuhan masih tetap dengan konsep mencerahkan,religius di tengah menjamurnya sinetron religi yang cenderung menggurui sekaligus menghakimi. Dalam pandangan awam saya, PPT 3 tak hanya cerdas dan cerdik menggambarkan karakter manusiawi para tokoh yang tampil dengan segenap kelebihan, kekurangan, dan kekonyolannya, tetapi juga mampu menyentil kritik-kritik sosial-politik kontemporer yang selama ini cenderung vulgar dan jorok. PPT 3 menampilkan kritik dengan sajian filmis, bersahaja, dan jauh dari kesan menggurui.
Lihat saja adegan-adegan komedi situasi religi yang dibangun oleh tiga mantan narapidana, Barong (Aden-Bajaj), Juki (Isa-Bajaj), dan Chelsea (Melky-Bajaj) dengan seorang marbot bernama Bang Jack (Deddy Mizwar). Kita juga bisa menyaksikan kekonyolan, kekenesan, dan kenyinyiran tokoh-tokoh yang terlibat dalam pemilihan ketua RW, Udin Hansip (Udin Nganga) dan Asrul (Asrul Dahlan) yang berjuang keluar dari kemiskinan agar bisa naik haji, Baha (Tora Sudiro) yang belum sepenuhnya tobat, Juki (Isa Bajaj) yang kehilangan emaknya, dan asmara segitiga Azzam (Agus Kuncoro), Aya (Zaskia Adya Mecca), atau Kalila (Artta Ivano). Tokoh-tokoh yang tampil tak dihadirkan secara stereotype –hitam dan putih, tetapi benar-benar mengakar dalam realitas kemanusiawian dalam kehidupan sehari-hari.
Walhasil, desain PPT 3 bisa menghadirkan sentilan-sentilan kritik, tanpa harus menyakiti dan menghakimi. PPT 3 juga tidak bergaya doktriner dan dogmatis. Alur cerita mengalir seperti halnya ketika kita menyaksikan patron-patron tokoh yang nyata hadir di sekitar kita. Di tengah maraknya gaya hidup konsumtif dan hedonis yang terus menggerus nilai-nilai kebersahajaan dan kejujuran, kehadiran PPT 3 ini sangatlah tepat. Artinya, ia tidak hanya hadir sekadar “asesoris” hiburan religi selama bulan puasa, tetapi juga pada saat-saat lain ketika layar TV di rumah kita sudah berlumuran darah, hantu, mistik, perselingkuhan, kemewahan, dan mimpi-mimpi indah tentang gebyar keduniawian.
Pada Jilid Empat, masih dengan konsep religious, edukatif dan dirancang jenaka dan banyak adegan diambil dari asli kehidupan masyarakat sehari hari , dalam roda putaran kehiduan ,timbal balik antar sesama dan intinya adalah tidak ada satu pun orang yang mengaku beriman yang tidak mendapat ujian dari Allah. Pak Jalal, orang terkaya di kampung Bang Jack, memasuki fase baru dalam kehidupannya melalui putaran kehidupan. Karena kesalahan sendiri, Pak Jalal yang bangkrut total dan jatuh miskin terpaksa tinggal di gubuk milik Asrul. Awalnya, Pak Jalal mengalami semacam depresi akibat ulahnya sendiri Sebaliknya, Astrul dan istrinya yang dulu adalah pasangan termiskin di kampung, mulai sukses dengan usaha warung soto. Mereka kini menempati rumah kontrakan yang lebih layak.
Tetapi fase kehiduapan baru Asrul bukan berarti tanpa masalah , ibadahnya jadi lebih tergangu oleh semua yang di bebankan olehnya .tetapi Asrul masih tekat atas keinginannya untuk bergi haji ke tanah suci mekah dengan usahanya dan tabungannya. Udin sorang hansip juga tergangu oleh kehidupan dunia , dia merelakan tabungannya yang sengaja ditabung bersama sama dengan Asrul untuk membeli sebuah motor baru untuk meningkatkan taraf keluarganya. Aya dan Azzam tergangu atas amanah yang di berikan pak Jalal kepadanya yaitu menitipkan Kalila sebagai pendampingnya padahal Azzam sudah menikah dengan Aya dan semua ini hanyalah cinta segitiga. Bang Jeck menanggis dan terharu dia menyesal atas semua kesalahannya yang membuat Barong , Juki ,dan Chelsea pergi untuk merantau. Sementara itu Azam sendiri memiliki kebimbangan karena menurut pak Jalal, dirinya adalah orang baik yang seharusnya mendampingi Kalila.
Pada Jilid Lima, Pak Jalal yang pada PPT jilid sebelumnya merupakan orang paling kaya di kampung, pada PPT Jilid 5 ini, Pak Jalal berbalik menjadi orang yang termiskin di kampung. Bahkan kemudian lebih bersahaja dan mencoba menjalani hidup dengan jalan sufi, tidak lagi mengurusi dunia dan tidak tertarik untuk mengembalikan kekayaannya. Kisah pak Jalal semakin seru ketika prinsip jalan hidup sufi-nya mendapat tantangan dari sang istri, yang menganggap suaminya hanya sedang melarikan diri dari perjuangan hidup. Sementara itu, tiga mantan marbot yang terusir yaitu Chelsea, Barong, dan Juki menjalani petualangan hidup baru mereka di jalanan. Namun mereka ingin berjuang menjadi grup artis baik sebagai penyanyi atau pelawak terkenal. Kisah mantan marbot ini semakin asyik ditonton ketika mendapat bantuan dari para perempuan yang masih menyayangi mereka yaitu Sheila, Dara, dan Marni yang sebetulnya sudah bosan menjadi tumpangan hidup mereka. Kehidupan rumah tangga Azzam dan Aya? Selain harus bersabar menanti kehadiran buah hati, lantaran Aya baru saja keguguran. Pasangan muda ini juga harus bersabar dengan sikap ibu mertua Aya (Ibu kandung Azzam) yang bernama Widya, yang selalu menyalahkan Aya yang dianggap tidak mampu merawat kehamilannya, tidak pandai memasak, dll nya. Kisah rumah tangga mereka semakin menarik dan semakin unik ketika sang Ibu mertua dan menantu bersaing dalam mengatur Azzam yang tentu saja bagi si Azzam seperti dipaksa makan buah malakama yang satu ibu kandung tersayang dan satu lagi istri tercinta. Yang tak kalah serunya adalah penampilan sang aktor Bang Jek yang harus terusir dari Mushollah karena dianggap gagal meramaikan mushollah. Namun setelah keluar dari Mushollah Bang Jek semakin gelisah tak berdaya ketika menyaksikan kiprah trio pengurus RW yang mengomersialkan musholla sebagai lahan bisnis yang sangat menguntungkan. Di antaranya selain memaksakan setoran infak dan sedekah, mereka juga mengomersialkan makam Baha yang diisukan sebagai makam keramat. Kegelisahan tokoh lainnya seperti si Udin (petugas hansip kampung) yang sedang menghadapi krisis rumah tangga karena istrinya minta cerai. Kisah si Udin semakin emosional ketika sahabatnya Asrul, mencoba mendamaikan Udin dan istrinya, namun ternyata usaha yang dilakukan oleh Asrul malah memperuncing suasana.
Para Pencari Tuhan) Jilid 6, berakhir serba menggantung. Pada Jilid 6 ini diceritakan bahwa sudah jelas teka-teki siapa sebenarnya pemilik uang yang dibawa-bawa Udin dan kemuadian raib dari pelukannya itu. Inisiatif Asrul mempertemukan Ustad Jalal, Udin, dan si penjaja buku, berbuah kepastian itu. Namun, bagaimana dan siapa yang telah menganbil uang itu dari pelukan Udin belum diketahui sampai akhir episode. Raibnya uang sewaktu Udin tertidur di kursi tamu rumahnya di siang bolong dan pintu serta jendela dalam keadaan terkunci itu, sempat membuat saya mengira, mantan istri Udin yang mengambil, karena siapa lagi yg punya kunci rumah kalau bukan mantan istrinya itu? Namun, sangkaan itu terbantahkan ketika mantan istri Udin dan mertuanya juga turut hadir di pertemuan kedua guna meminta kemurah-hatian Pak Jalal agar tak membawa masalah ini ke pengadilan. Nyatanya, Pak Jalal tetap ngeloyor pergi setelah berujar: "Sampai ketemu di pengadilan."
Kisah cinta kakek-kakek dan nenek-nenek juga digambarkan menggantung. Ketika Om Wijoyo datang ke rumah Azzam dengan menyamar menjadi kurir dan berniat melamar Tante Widya, Bang Jack justru datang dengan feeling-nya yang kuat itu. Berbarengan keduanya mengucapkan lamaran ke Tante Widya di hadapan Azzam dan Aya. Respon Tante Widya? Tentu tak suka. Seolah-olah dia barang yang diperebutkan dalam sebuah pertandingan. Suasana pun tak mengenakkan. Jadilah, Tante Widya meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamar dengan wajah tak indah (merengut).
Ketakberdayaan Azzam menghadapi kelemahan wanita, dalam hal ini Kalila, juga masih tak sepenuhnya 'selesai'. Memang, Kalila tahu diri dan memutuskan pergi meninggalkan Azzam dalam suasana yang mengiris hati di hadapan Aya. Jabatan tangan antara Azzam dan Aya seolah menyiratkan sesuatu yang menggantung dengan close up wajah Aya sedang berkaca-kaca di belakang tangan keduanya.
Adapun proyek tukar guling musholla menjadi masjid yang telah disetujui Pak Sanjay (seorang konglomerat) telah membuat Pak RW frustasi karena ternyata Pak Sanjay akan 'menurunkan' orang-orangnya sendiri untuk mengerjakan proyek itu, bukan lewat tiga pengurus desa itu.
Di akhir episode, ketiga mantan napi, Juki, Barong, dan Chelsea juga sedikit menggantung. Chelsea dan Barong berpamitan kepada Bang Jack dan Juki untuk menemui istri mereka. Begitu pula Juki. Ia kemudian pamit hendak menemui emak tirinya. Seperti biasa, close the moment of these season adalah doa dan pengharapan Bang Jack dalam kesendiriannya di musholla At-Taufiq.
Pada JILID TUJUH, pembahasan utamanya antara lain misteri hilangnya uang ratusan juta milik Pak Jalal dari pelukan Udin saat ia tertidur di rumahnya belum terjawab. Ceritanya, Udin terbangun dari tidur dan mendapati uang yang telah hilang itu terletak di pelukannya lengkap dengan ransel seperti sebelumnya. Siapa yang menaruh?
Udin lantas mencari tahu dengan cara diam-diam melalui konfirmasi terhadap orang-orang yang menurutnya bisa saja diam-diam menaruhnya di pelukannya. Ia bertanya pada Asrul, apakah menaruh panci di pelukannya saat ia tidur; bertanya pada Pak Jalal apakah telah menaruh sandal di pelukannya saat ia tidur; bertanya ke Ustad Feri sampai tak seorang pun dari mereka yang ia konfirmasi tak ada yang mengaku menaruh apapun saat Udin tertidur.

Permasalahan Udin makin meruncing ketika secara diam-diam uang itu Udin gunakan untuk membeli rumah dan tanah. Sayangnya, Udin malah membeli rumah dan tanah Haji Royani, seorang yang pelupa. Ketika Udin membatalkan pembelian dan bermaksud mengambil kembali uang sebanyak 75juta rupiah itu, Haji Royani sudah lupa pernah menjual dan lupa pula kepada siapa ia menjualnya. Udin lantas minta tolong Asrul, Ustad Feri, dan mantan mertuanya untuk menagih kembali. Walau sempat tak berhasil, Haji Royani yang telah pikun itu mengembalikan uang Udin melalui mantan mertuanya. Di lain pihak, kepemilikan uang sebanyak itu, menimbulkan kecurigaan orang-orang terdekatnya. Walau Udin dengan berbagai dalih berusaha menyembunyikannya, akhirnya ia terpaksa mengaku. Ditemani Asrul, ia lalu hendak mengembalikan uang itu ke rumah Pak Jalal. Sayang, orang yang dicari sedang tak ada di rumah. Masih belum selesai kan masalah uang Pak Jalal?
Kisah Pak RW, Pak Hakim, dan Pak Yos, juga kembali ke 'habitatnya semula' sebagai trio pengurus desa yang menyebalkan (tapi dirindukan) usai pemilihan Ketua RW yang membuat ketiganya sempat terpecah dan bersaing di bursa pemilihan.
Kebangkrutan Azzam usai terbitnya Al Quran edisi mewahnya yang ternyata melakukan kesalahan kecil namun fatal, tak diceritakan lagi kelanjutannya.
Satu hal yang dapat kita temukan jawabannya adalah kisah persaingan Om Wijoyo dan Bang Jack untuk merebut hati Tante Widya dimenangkan oleh Om Wijoyo. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena Bang Jack menghilang dengan alasan melakukan silaturahim ke sanak familinya. Om Jack baru muncul saat akad nikah di musholla tempatnya berdiam selama ini.
Episode terakhir ini ditandai, seperti biasa, tafakurnya Bang Jack dalam kesendiriannya di mushola At-Taufiq.
Pada JILID Delapan, Selain dibintangi Deddy Mizwar, Agus Kuncoro, Zaskia Adya Mecca, Trio Bajaj, PPT Jilid 8 juga akan kehadiran bintang baru Alfie Alfandi (pemeran Domino), Ajeng Anjani (Malaika, penyanyi kafe), Epy Kusnandar (penjual bubur ayam), Ony SOS, dan lainnya. Di samping itu, PPT 8 juga tak hanya ber-setting Kampung Kincir, tapi juga bertambah dengan setting di permukiman urban.
Bang Jack yang dikira sudah meninggal saat bertahajud ternyata masih hidup. Dia bahkan kecewa karena impiannya adalah meninggal dalam posisi bersujud. Alih-alih mendapat akhir hayat yang khusnul khotimah, Bang Jack malah pusing kepalanya karena terlalu lama bersujud. Suatu hari, Bang Jack kedatangan saudara kandungnya, Uwa Yongki, yang mengabarkan tentang anaknya, Domino, yang ingin berpindah agama. Maka dia meminta Bang Jack untuk mendampingi dan membimbing keponakannya tersebut. Misi penyelamatan iman pun dimulai, Bang Jack pergi ke kota menemui keponakannya yang tinggal di kontrakan sebuah pemukiman urban.
Tempat tinggal keponakan Bang Jack adalah pemukiman urban “para pencari uang”. Mereka orang-orang yang bekerja keras dari berbagai profesi: tukang warung, tukang bubur, satpam, pegawai mall, figuran sinetron, pegawai negeri, dll. Domino sendiri berprofesi sebagai sales pisau dapur.
Seperti biasa, tingkah-polah para penduduk desa Kincir makin menjadi-jadi. Diceritakan, Pak Jalal 'memecat' Loli sebagai pembantu di rumah gubuknya. Keadaan ini lantas membuat geger kampung Kincir. Sontak Pak Jalal dimusuhi warga kampung. Namun, ketiga pengurus desa malah menggunakan kesempatan itu untuk mencari keuntungan. Mereka lantas membuat kotak amal misterius "Dana Peduli Loli". Urusan pun menjadi panjang, berbuntut demo segala.
Setelah melahirkan, Aya dirundung masalah, ASI-nya tak keluar. Di sisi lain, Chelsea dan Barong yang juga memiliki bayi dari istri-istri mereka, terkesan enggan membantu ketika Azzam meminta agar anaknya disusui oleh Dara dan Marni.
Bencana lain juga hadir, air di sumur warga yang semakin jauh dari agama itu mendadak berbau busuk. Hanya sumur Pak Jalal dan mushola saja yang tidak. Fenomena ini juga berbuntut peristiwa antrean air di mushola dan rumah Pak Jalal. Hal ini ditambah dengan keluh-kesah warga terkait hilangnya air penduduk gara-gara polah dua nenek kakak beradik. Ada juga kisah si Udin yang tiba-tiba berkeinginan menikahi Kalila.
PPT Jilid SEMBILAN menyajikan cerita dengan beberapa tema yang selesai dalam satu sampai tiga episode. Namun, tetap masih ada juga tema yang tak selesai. Dulu, ketika lenyapnya uang (yang belakangan diketahui milik Pak Jalal) di pangkuan Udin saat terlelap tidur di rumahnya, tak diceritakan bagaimana nasib uang itu. Begitu pula ketika Pak RT dan Pak RW yang diminta menyerahkan uang jutaan sumbangan warga buat salah satu warga yg hendak mudik, tak ada ujung ceritanya. Di episode terakhir ini pula, nasib Kalila yang dalam kebimbangan memilih jodohnya di antara Juki (yang cemen) dan Domino (yang krisis PD), tak selesai. Seperti biasa, PPT ditutup dengan tafakur Bang Jack di mushalla-nya.
Kesimpulan akhir, saya merasa ini sinetron yang layak dikoleksi. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, serial para pencari tuhan jilid satu sampai dengan jilid sembilan menggambarkan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa banyak mengambil hikmah dan pelajaran dari episode ke episode. Semoga kehadiran serial Para Pencari Tuhan dapat memotivasi insan perfilman Indonesia untuk menciptakan film yang lebih berkualitas.

Minggu, 12 Juni 2016

PMI, PERAN DAN KEHADIRANNYA YANG KIAN TERASA

               Saya ingat betul belasan tahun yang lalu, saat baru duduk di bangku pendidikan menengah pertama (SMP) benar-benar memandang rendah dan sinis tentang Palang Merah Indonesia (PMI). Di sekolah tempat saya mengenyam pendidikan, terdapat ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) yang merupakan kepanjangan tangan Palang Merah Indonesia di lembaga pendidikan. Saat itu saya merasa kegiatan semacam ini terasa sia-sia. Toh, sudah ada lembaga kesehatan pemerintah maupun swasta yang sudah punya tugas yang hampir sama seperti PMI, seperti rumah sakit, puskesmas maupun dokter, perawat dan bidan yang membuka praktek secara mandiri.
                Kejadian, Tsunami Aceh 2004 sedikit menyadarkan paradigma saya terhadap Palang Merah Indonesia. Berita tentang bencana tersebut hampir setiap waktu muncul di layar kaca. Setiap menyalakan televisi yang muncul selalu Tsunami. Bahkan di media cetakpun, Tsunami Aceh 2004 menjadi headline hampir di seluruh media cetak nasional. Bahkan seandainya kejadian tersebut terjadi saat ini, saya yakin akan menjadi trending topik di semua media sosial seperti facebook, twitter, instragram dan media sosial lainnya. Lantas apa kaitannya musibah tsunami dengan perubahan cara pandang saya terhadap Palang Merah Indonesia? Dalam penaggulang bencana tsunami tersebut, PMI menjadi pihak pertama yang aktif membantu dan terjun langsung ke medan bencana. Memang, pemerintah juga berperan aktif, namun peran PMI jauh sangat dominan. Anggota PMI bahkan ada yang berhari-hari bertugah membantu langsung korban bencana Tsunami. Ternyata PMI membantu tanpa pamrih, tanpa meminta imbalan. Hal ini yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus oleh dokter bahkan pihak rumah sakit yang dibiayai pemerintah.
                Saya semakin angkat topi terhadap PMI. Pasca keterlibatan dalam bencana Tsunami tersebut sampai sekarang PMI masih eksis bahkan lebih aktif dalam penanggulangan bencana. Hal ini juga tampak pada organisasi PMI yang ada di tempat tinggal saya, PMI Kabupaten Malang. Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang paling luas di Jawa Timur. Dari sebagian besar wilayah Kabupaten Malang, Kecamatan yang terdapat di pinggiran mempunyai potensi besar terjadi bencana alam. Seluruh bencana yang ada di Kabupaten Malang pasti Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Malang melibatkan dan menempatkan PMI sebagai mitra terdepan dalam penanggulangannya. Selain menyiapkan relawan, PMI juga bertugas membuka jejaring informasi dan proses evakuasi ke desa-desa. Serta, mendukung suplai alat komunikasi untuk satu kegiatan operasional di lapangan.
                Selain tanggap terhadap penanggulan bencana masih banyak kegiatan positif PMI yang membuat saya terkesan dan berpandangan terbalik dari belasan tahun yang lalu. Yang pertama adalah kegiatan donor darah.Kegiatan ini rutin dilaksanakan baik di tingkat kabupaten ataupun langsung turun ke kecamatan dan desa-desa. Kegiatan Donor darah sangatlah bermanfaat, selain berguna demi keberlangsungan hidup orang banyak, seseorang yang rajin mendonorkan darahnya minimal 3 bulan 1 kali, akan jauh lebih sehat ketimbang mereka yang tidak atau belum menjadi pendonor. Donor darah juga bisa meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama. Yang Kedua, bantuan air bersih pada ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari.  Kekeringan dan krisis air bersih di desa tersebut menyebabkan tidak ada air untuk kebutuhan tanaman. Wargapun membiarkan tanaman-tanaman mati kekeringan. Air di sumur warga mengering sehingga warga tidak mempunyai air untuk minum dan memasak. Kekeringan juga menyebabkan tandong air warga kosong. PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi warga setempat dan membagikan 10.000 liter air. Sungguh aksi yang mulia.               Yang ketiga, pembangunan jembatan darurat di Kecamatan Lawang. Dengan  dibantu masyarakat sekitar, 12 sukarelawan PMI Kabupaten malang langsung mengerjakan pembuatan jembatan darurat. Tim BPBD setempat juga turut membantu mensuplai jembatan darurat. Masyarakat dan Gunung Tumpuk Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang mengucapkan sangat gembira dan besyukur atas dibangunya jembatan darurat sepanjang 15x 1,5 meter tersebut.
                Ketiga hal diatas merupakan contoh sederhana keterlibatan PMI dalam masyarakat. Hampir semua kejadian publik yang membutuhkan bantuan, pasti akan hadir Palang Merah Indonesia. Kebakaran, orang hilang di laut, orang hilang dalam pendakian, bahkan dalam kecelakaan lalu lintaspun PMI akan terlibat.  Diakui atau tidak, saat ini PMI semakin dicintai masyarakat dan keberadaannya sangatlah dibutuhkan. Semoga PMI semakin jaya, semakin berkembang, semakin termotivasi membantu masyarakat dan tentunya dicintai masyarakat kita. 

BANGKIT DARI TIDUR PANJANG

Lama tidak aktif dalam dunia Bloger, membuat admin Pramuka Penggalang Al-islam merasakan kerinduan yang sangat mendalam. Banyak faktor yang menyebabkan admin tidak mengupdate blog ini. Salah satunya adalah faktor lupa yang sudah mendarah daging dan turun temurun (admin lupa pasword login ke blog ini). Setelah melalui perjuangan panjang dan berliku, admin mengutak atik akun, dan akhirnya blog ini dapat kembali bagnkit dari tidur panjangnya. Selamat berjumpa kembali di blog ini.